Senin, 28 Maret 2016

Dandim Serahkan Rumah Warga yang Dipugar



 
SERAHKAN RUMAH – Dandim 0719 Jepara Letkol Inf Ahmad Basuki didampingi donatur Pramono menyerahkan hasil renovasi rumah kepada Masudah, warga Desa Menganti, Kedung, Jepara, baru-baru ini.(64)

KEDUNG – Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Ahmad Basuki menyerahkan rumah hasil pemugaran program Bedah Rumah kepada Masudah, warga RT 19/RW 5, Desa Menganti, Kedung, baru-baru ini. ‘’Kami sangat trenyuh melihat rumah yang sangat tidak layak. Berkat kerja sama yang baik dengan berbagai fihak, akhirnya terwujudlah rumah yang layak huni ini,’’ ujar Dandim saat memotong pita penyerahan rumah bersama salah satu donatur, Pramono.

Dandim membuka pintu rumah , diikuti undangan, termasuk Muspika, perangkat desa dan tokoh masyarakat. Hadir, para perwira Kodim, Danramil, anggota dan ibu-ibu pengurus dan anggota Persit Kartika Chandra Kirana. 

Dandim minta, program dapat dilanjutkan di tempat lain. Untuk itu, dia minta para Danramil segera melaporkan dan koordinasi untuk program serupa di wilayahnya. Seperti diketahui, Kodim Jepara telah memprakarsai kegiatan pemugaran rumah layak huni di sejumlah tempat.

Petinggi Menganti Solikul Hadi mengucapkan terima kasih kepada Dandim, donatur Pramono, dan seluruh fihak yang membantu, sehingga rumah Masudah, terpugar dengan baik dan layak huni. 

Danramil 02/Kedung Kapten Inf Sugiri selaku pelaksana kegiatan menambahkan, pengerjaan rumah selama tiga minggu. Dikatakan, pelaksanaan dibantu tukang dari Kodim, anggota Koramil, dan masyarakat. Seperti pernah diberitakan, pemugaran diawali penurunan genting oleh Dandim, pada bulan lalu. Pembangunan rumah ukuran 5 x 7 meter dengan biaya Rp 25 juta lebih.(kar-64)


SUMBER : SUARA MERDEKA PADA SUARA MURIA (28-03-16)

Kamis, 24 Maret 2016

Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba



 
Semakin maraknya peredaran Narkoba di Jepara memaksa Pemkab Jepara untuk segera mengambil langkah guna mengantisipasinya, melalui Bakesbangpol pada hari Selasa (23/3) bertempat di Pendopo Kabupaten, Pemkab Jepara menyelenggarakan sosialisasi penyalahgunaan Narkoba bagi aparat pemerintah Desa dilingkungan pemerintahan Kabupaten Jepara.

sejak kejadian 2008 dengan ditemukannya 27 kg Heroin yang di selundupkan ke Australia sampai dengan Kejadian baru-baru ini ditemukannya 100 kg lebih sabu-sabu di salah satu gudang di Desa Pekalongan Kecamatan Batealit, membuat kita semua sadar bahwa bahaya narkoba sudah sangat meresahkan.

Bupati Jepara pada saat membuka kegiatan sosialisasi penyalahgunan narkoba juga mengingatkan seluruh komponen masyarakat untuk tidak memandang sebelah mata masalah narkoba karena pada dasarnya narkoba ini merupakan bisnis yang sangat menggoda. "Waspadai setiap tingkah laku anak-anak kita, karena narkoba saat ini sudah menyentuh semua kalangan dan golongan, bahkan sampai usia anak-anak," himbaunya.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti lebih dari 300 orang peserta yang terdiri dari Camat, Petinggi, Babinsa dan Babinkamtibmas se Kabupaten Jepara. Sedangkan untuk narasumbernya terdiri dari Wabup Jepara Subroto, Kapolres dan Kasat Narkoba Polres Jepara, Kasdim 0719 Jepara Mayor Inf Sentot Endarusmanto, S.Sos dan Kejaksaan Negeri Jepara.

 

   

Kamis, 17 Maret 2016

Habib Luthfi Jadi Irup

 
UPACARA KEBANGSAAN: Dandim 0719 Jepara Letkol Inf Ahmad Basuki menerima bendera merah putih dari paskibra untuk diserahkan kepada Bupati Ahmad Marzuqi dalam upacara kirab merah putih di Alun-alun Jepara, Kemaren

Kirab Merah Putih Tabur Bunga hingga Pengajian Akbar

JEPARA - Kirab merah putih dan upacara kebangsaan berlangsung meriah kemaren. ratusan pelajar, pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan kerja pemerintahan Jepara dan segenap organisasi pemuda tampak antusias mengikuti acara tersebut.

Kirab tahun ini, diharapkan dapat mewujudkan masyarakat Jepara yang ramah dan toleran demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kirab dimulai dari kegiatan tabur bunga di Makam Pahlawan Giri Dharma.
Peserta lalu berjalan di sepanjang jalan protokol hingga lapangan alun-alun. disana, seluruh peserta bersama melaksanakan upacara kebangsaan. Habib Luthfi Bin Yahya selaku penggagas kegiatan tampil sebagai inspektur upacara.

Kegiatan tahun ini juga dihadiri langsung Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi dan jajarannya. Bupati Jepara Ahmad Marzuqi, jajaran forkopinda, kepala dinas, tokoh masyarakat hadir sebagai tamu undangan.

Dalam pidatonya, Habib Luthfi menekankan pada pentingnya semagat bela negara. tidak kalah penting juga kebersamaan mengatasi persoalan bangsa. "Pada dasarnya kadar keimanan menyatu dengan cintah tanah air," katanya.

Bupati Jepara Ahmad Marzuqi mengapresiasi acara tersebut. Kirab kebangsaan dan beberapa rangkaian kegiatan tersebut memiliki nilai positif dan makna luar biasa. Karena akan menumbuhkan semangat kebangsaan itu sendiri. selain itu, merupakan ritual keagamaan.

Harapannya, gabungan kegiatan tersebut dapat dilestarikan. Sehingga mampu meningkatkan dan memelihara semangat nasionalisme dan bela negara. "Bela negara harus mendapat perhatian semua pihak, baik tua maupun muda, baik pada masa kini maupun mendatang,"terangnya.

Di sisi lain, kegiatan tersebut diharapkan bisa menjadi salah satu upaya memantapkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Kirab merah putih ini sekaligus merupakan rangkaian haul Syekh Abu Bakar yang makamnya berada di pulau panjang. Namun, cuaca tidak mendukung. Sehingga, haul dilaksanakan di Pendopo kabupaten. Puncak kegiatan tadi malam, yakni pengajian akbar sekaligus memperingati maulid Nabi Muhammad SAW di pendapa kabupaten yang diisi langsung Habib Luthfi Bin Yahya. (pin/lil)


SUMBER: JAWA POS PADA RADAR KUDUS (HOT LINE) (18-03-2016)      

Habib Luthfi : Jangan Malukan Leluhur

JEPARA – Habib Luthfi bin Ali bin Yahya menjadi inspektur upacara Apel Kebangsaan di Alun-alun Jepara, Kamis (17/3).

Dia minta generasi penerus tidak memalukan leluhur yang memperjuangkan kemerdekaan dan meneguhkan NKRI. ”Berkibarnya merah putih itu berdarah. Sebab kemerdekaan yang diraih bukan merupakan hadiah. Tapi perjuangan yang berdarah-darah.

Berbahagialah leluhur jika generasi muda bangsa tak memalukan,” tegas Rois ëAm Jamíiyah Ahlu Thariqah al Muítabarah an Nahdiyah itu. Menurut Habib Luthfi, kewajiban bagi generasi penerus adalah menjaga merah putih yang sudah melekat pada darah bangsa dan telah tersinari dengan iman masing-masing.

Juga agar meningkatkan nasionalisme dan rasa memiliki (andarbeni), sehingga saat melihat kibaran merah putih mampu memahami hakikatnya. ”Sang Saka Merah Putih yang baru saja kita saksikan bersama memang hanya terlihat warna merah dan putih, tidak besuara dan berhuruf, tapi di dalamnya ada kandungan jati diri bangsa, harga diri bangsa, kehormatan bangsa,” katanya.

Tabur Bunga

”Itulah mengapa selalu ada Kirab Merah Putih. Selalu agar kita ingat bahwa perjalanan berkibarnya merah putih berdarah. Sekali lagi, jangan sampai bangsa atau umat ini menjadi bangsa yang memalukan para leluhurnya.

Semoga tuhan YME bersama kami selalu melindungi bangsa kami dari segala bentuk rongrongan yang bisa menggoyahkan NKRI,” tambah dia di depan peserta apel yang terdiri dari ratusan santri, pelajar, pasukan TNI-Polri, pejabat Pemkab, Forkopinda, serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi didampingi Danrem 073 Makutarama Kolonel Kav Pratama Santosa.

Sebelum pelaksanaan apel, kirab Merah Putih dilakukan dengan menabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jepara, dilanjutkan dengan longmarch dengan menyusuri Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, MH Thamrin, Ki Mangun Sarkoro, RAKartini dan berakhir di Alun-alun Jepara. Mayjen Jaswandi menambahkan, secara umum nasionalisme saat ini masih terpelihara dengan baik.

”Bangsa kita masih solid dan kuat. Adapun acara ini (Kirab Merah Putih-red) memiliki nilai strategis dan jangka panjang,” kata dia. Dia mengakui, di Jawa Tengah dan DIY, saat ini memang masih ada gerakan dan faham radikal yang berkembang. Tapi masih kecil dan terbatas.

Sehingga menjadi tugas bersama agar tidak memberi ruang sedikitpun faham tersebut untuk kian berkembang. ”Selama unsur TNI-Polri, pemerintah daerah dan pusat serta masyarakat memiliki kesepahaman dalam mengantisipasi gerakan yang merongrong NKRI, maka kondisi akan tetap kondusif,” imbuh dia. (adp-48)


SUMBER : SUARA MERDEKA PADA FOKUS JATENG (18-03-16)

Jumat, 11 Maret 2016

Pedagang Bersedia Pindah Dengan Syarat

BERSALAMAN : Wakil Bupati Jepara, Subroto (kiri) bersalaman dengan pengurus Paguyuban Pasar Ngabul, Sugiharto (kanan), usai pertemuan di pasar


JEPARA- Pemkab Jepara mengadakan pertemuan dengan Paguyuban Pasar Ngabul dan sejumlah pedagang pasar baru, di Pasar Desa Ngabul, Kamis (10/3).

Pertemuan itu merupakan langkah untuk menyelesaikan kisruh Pasar Ngabul. Diharapkan, pedagang di pasar penampungan mau pindah ke Pasar Desa Ngabul yang lebih layak.

Hadir dalam pertemuan itu Wakil Bupati Jepara Subroto, Kasatpol PP Trisno Santoso, Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Pengelolaan Pasar, Dwi Riyanto, Kepala Bakesbangpol, Istono, Kabagops Polres Jepara, Kompol Slamet Riyadi, Petinggi Ngabul, Muhammadun, dan sejumlah pejabat di lingkungan Dishubkominfo, Pemerintah Kecamatan Tahunan, Polsek dan Koramil Tahunan.

Wakil Bupati Jepara, Subroto menerangkan, pertemuan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari pertemuannya dengan Paguyuban Pasar Ngabul dan sejumlah pedagang pasar penampungan, baru-baru ini. Pertemuan itu meminta agar pedagang tetap diperbolehkan berdagang di pasar penampungan.

‘’Pemkab sudah mengeluarkan surat penolakan terhadap pengajuan izin pendirian pasar penampungan, izin gangguan (Ho) dan izin mendirikan bangunan (IMB). Jadi, kami meminta agar pedagang mau pindah ke Pasar Desa Ngabul,’’kata Subroto. Menurutnya, dari awal pihaknya maupun pengelola Pasar Desa Ngabul sudah menyepakati jika los digratiskan bagi pedagang pasar lama.

Serta dibebaskan dari retribusi selama tiga bulan. Pemilik surat izin menempati los dan kios (SIMKL) pun hanya perlu memperpanjangnya jika masa berlaku habis. Untuk kios, diberikan sejumlah kemudahan. Termasuk posisi kios yang akan ditempati disesuaikan dengan letak kios saat masih berdagang di pasar lama.

Segala Kemudahan
‘’Kami pikir semua pedagang, maupun paguyuban sudah tahu ini. Sebab beberapa kali sudah disampaikan. Kami hanya menginginkan agar pedagang bisa berdagang secara layak,’’kata dia. Subroto berharap adanya segala kemudahan bagi pedagang pasar lama jika ingin menempati pasar baru tersebut disampaikan ke pedagang pasar penampungan.

Sebab pihakanya memberikan waktu sepekan agar pedagang mau pindah ke Pasar Desa Ngabul. ‘’Jika tidak, nanti Satpol PP yang akan melakukan tindakan,’’kata dia. Pengurus Paguyuban Pasar Ngabul, Sugiharto, meluruskan mengenai sejumlah isu miring yang beredar terkait dengan pasar penampungan.

Sejumlah isu yang muncul yakni terkait dengan ruginya pemilik lahan karena ditempati pasar penampungan serta adanya pungutan terhadap pedagang. ‘’Kami tegaskan, pemilik lahan tak merasa dirugikan dengan adanya pasar penampungan. Sebab, niat dari awal memang untuk membantu pedagang untuk tetap bisa berjualan paska Pasar Ngabul ditutup Pemkab,’’kata dia.

Mengenai pungutan di pasar penampungan, Sugiharto memaparkan mekanismennya sebenarnya sama dengan penarikan retribusi. Uang yang terkumpul juga untuk operasional pasar, bukan untuk kepentingan lainnya. Sugiharto menabahkan, keinginan pedagang pasar penampungan yakni agar semua los dan kios digratiskan.

Serta posisinya sama dengan kios saat masih menempati pasar lama. Menanggapi hal ini, Subroto menambahkan, soal los yang gratis tidak ada masalah sebab mekanismenya subsidi silang. Tapi untuk kios yang digratiskan bagi pedagang lama, harus dibicarakan terlebih dahulu. ‘’Nanti kami bicarakan dengan desa dan investor,’’ imbuh dia. (adp- 64)


SUMBER : SUARA MERDEKA PADA SUARA MURIA (11-03-2016)

Senin, 07 Maret 2016

Jumat Bersih di Pasar Baru Ngabul

D:\DATA D 1\KANTOR\LAP KEGIATAN CABUT PAKU\Documents\Downloads\IMG-20160307-WA0022.jpg
MENYAPU LINGKUNGAN PASAR Anggota Koramil, Polsek, Staf Kecamatan Tahunan, Perangkat Desa Ngabul dan pedagang menyapu area Pasar Baru Desa Ngabul pada kegiatan Jumat Bersih, Jumat lalu. (64)

TAHUNAN – Koramil 11/Tahunan- Kodim 0719/Jepara bersama Polsek Tahunan, Kantor Kecamatan Tahunan, Perangkat Desa Ngabul, serta pedagang dan karyawan pasar baru Desa Ngabul, mengadakan kegiatan Jumat Bersih, Jumat lalu.

‘’Kami bersama-sama membersikan sampah di area pasar sudah cukup banyak menumpuk. Selain tidak enak dipandang, juga dapat menggunggu kesehatan dan aktivitas jual beli,’’ujar Danramil Tahunan Kapten Inf Irianto KY, saat memimpin kegiatan Jumat Bersih.

Dia berinisiatif mengajak Muspika, pedagang, karyawan dan warga sekitar untuk bersih-bersih kawasan pasar. Selain menyapu sampah yang berserakan, juga membersihkan got agar aliran air lancar. ‘’Jika pasar terlihat bersih, warga dan pembeli nyaman.

Aktivitas pun meningkat, pedagang dan pembeli tidak khawatir akan terjaganya kebersihan barang dagangan,’’katanya. Melalui Jumat Bersih, ujarnya, ada tindak lanjut. Diharapkan, warga pasar tergugah untuk melanjutkan kegiatan bersih-bersih, secara mandiri. Para pedang dan pebeli diharapkan turut aktif menjaga kebersihan, dengan tidak membuang sampah sembarangan.(kar-64)



SUMBER: SUARA MERDEKA PADA SUARA MURIA (07-03-2016)

Kamis, 03 Maret 2016

Enam Anggota Eks Gafatar Dipulangkan


JEPARA – Setelah sebelumnya Pemkab Jepara memulangkan 12 orang yang terbagi dalam lima kepala keluarga (KK), enam orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) kembali dipulangkan.

Pemulangan ini merupakan gelombang kedua dan dipulangkan satu rombongan dengan Kabupaten Kudus. Hal itu disampaikan Komandan Kondim 0719 Jepara Letkol Inf Ahmad Basuki, didampingi Pasi Intel Kapten Fadelan, kemarin.

Hanya saja, pihaknya belum mengetahui identitas mereka. Sebab, yang berwenang menjemput adalah Pemkab Jepara. ”Sebanyak enam orang tersebut kesemuanya dari Kalimantan Barat. Sama dengan yang sebelumnya. Warga Jepara tersebut dijemput satu rombongan dengan warga Kudus.

Kami juga belum mengetahui mereka terbagi menjadi berapa kepala keluarga,” tegas Ahmad Basuki. Fedelan menambahkan, dari hasil dialog dengan eks anggota Gafatar, pihaknya memastikan jika tak semua warga Jepara masuk menjadi anggota karena tertarik dengan ideologi atau ajaran dari organisasi tersebut. Mereka mau diberangkatkan ke Kalimantan Barat karena dijanjikan lahan pertanian.

Menjadi Alasan
Hal ini kemungkinan besar juga menjadi alasan bagi enam warga Jepara yang baru dipulangkan. ”Kepastiannya tentu menunggu enam orang dikembalikan ke kampung halaman masing-masing,” kata dia. Selain itu, dari keterangan eks anggota Gafatar yang dipulangkan pada gelombang pertama, Fadelan menjelaskan, mereka belum sempat dicekoki ideologi organisasi.

Mereka hanya ditekankan untuk menggarap ladang dengan teknologi pertanian yang dikembangkan. ”Kami tekankan, dari 12 orang yang dipulangkan pada gelombang pertama, sebagian besar malah anak-anak dan balita. Mereka terdiri dari lima kepala keluarga (KK),” ucap dia. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang hidup berdampingan dengan eks anggota Gafatar tidak mengucilkan mereka. ”Bersos

ialisasilah seperti biasa dengan mereka, sebagaimana berhubungan dengan tetangga lainnya. Jangan ada prasangka apa-apa,” imbuh Fadelan. (adp-64)



SUMBER: SUARA MERDEKA PADA SUARA MURIA (03-03-2016)

Rabu, 02 Maret 2016

Polres Gelar Operasi Simpatik Candi

E:\FOTO GIAT 2016\MARET FOTO\APEL OPRASI SIMPATIK 01-03-16\DSC00238.JPG

● Maksimalkan Kawasan Tertib Lalu Lintas

JEPARA – Polres Jepara melaksanakan apel gelar pasukan Operasi Simpatik Candi 2016 di halaman Mapolres Jepara, Selasa (1/3) pagi. Apel itu melibatkan personel Polri Polres Jepara, Kodim 0719, Dishubkominfo, dan Satpol PP. Operasi tahunan ini akan dimulai pada 1 Maret hingga 21 Maret 2016.

Operasi dilakukan dalam rangka revitalisasi kawasan tertib lalu lintas meliputi ketaatan untuk menciptakan keamanan, keselamatan ketertiban dan kelancaran berlalu lintas (kamseltibcar lantas). Kapolres Jepara, AKBP Samsu Arifin menerangkan, manfaat kawasan tertib lalu lintas saat ini masih kurang dirasakan oleh masyarakat, karena sentuhan dari stakeholder yang membidangi lalu lintas kurang optimal.

Dengan begitu, pada momen Operasi Simpatik Candi 2016 kali ini, kawasan tertib lalu lintas yang sudah ada akan ditingkatkan menjadi lokasi penggal jalan tertentu yang ditangani secara lebih terkoordinatif dan terprogram. Samsu menegaskan, kawasan tertib lalu lintas sebagai wujud disiplin dan menaati dalam berlalu lintas di lapangan. Hal itu dilakukan melalui penetapan kawasan, koridor atau penggal jalan tertentu sebagai percontohan tertib lalu lintas secara berkesinambungan.

Sasaran Operasi
Sasarannya, lanjut Kapolres, pemangku lalu lintas dan angkutan jalan yang terkait dalam penyelenggaraan sistem lalu lintas jalan untuk melakukan tugas secara proposional dan terintegrasi. ”Selain itu, petugas penegak hukum secara konsisten melaksanakan tugas penertiban, penegakan, serta pengawasan guna menciptakann kawasan yang tertib berlalu lintas,” kata dia.

Yang tak kalah penting, menurut Samsu, masyarakat pengguna jalan wajib menaati tertib berlalu lintas di penggal jalan tertentu, yang telah ditetapkan sebagai kawasan tertib lalu lintas. Selama operasi dilakukan, pihaknya akan mengintensifkan kegiatan pengaturan, penjagaan, dan patroli bersama para pemangku lalu lintas angkutan jalan.

”Hal itu digelar sesuai dengan karakteristik situasi dan kondisi kawasan tertib lalu lintas,” katanya. Rencananya, operasi akan difokuskan di Jalan Pemuda, Jalan RA Kartini dan Jalan Hos Cokroaminoto. Persentase pencapaian target kesuksesan operasi meliputi 40 persen preventif, 40 persen preemtif, dan 20 persen penindakan tilang. (adp-64)


SUMBER: SUARA MERDEKA PADA SUARA MURIA (03-03-2016)

Alamak, Eks Gafatar Asal Jepara Tambah 6 Orang


Koran Muria, Jepara – Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Jepara terus bertambah. Jika sebelumnya hanya 12 orang, kali ini bertambah enam orang. Artinya, sejauh ini total eks Gafatar di Jepara menjadi 18 orang.

”Ada tambahan enam orang yang ikut Gafatar. Hari ini, anggota bersama pihak terkait melakukan penjemputan di Kudus,” kata Komandan Kodim Jepara, Letkol Inf Ahmad Basuki, Selasa (1/3/2016).

Ia menyebutkan, enam eks Gafatar tersebut menambah daftar nama warga Jepara yang sempat mengikuti gerakan terlarang tersebut. Rencananya, ke-enam warga tersebut dipulangkan ke tempat asalnya sebagaimana 12 orang eks Gafatar lainnya.

”Untuk data identitasnya, kami belum menerimanya. Yang pasti saat ini masih penjemputan,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengemukakan, dari 12 eks Gafatar yang sebelumnya sudah dipulangkan telah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pihaknya juga memastikan jika warga sekitar menerima dengan baik kembalinya mereka.

”Kami harap, mereka juga bisa diterima masyarakat dengan baik seperti yang sudah-sudah,” tambahnya.

Sementara itu, disinggung terkait masuk tidaknya Jepara dalam kawasan siaga gerakan radikalisme, Basuki mengaku Jepara masih aman. Hanya, ia meminta smua warga untuk saling mengamati lingkungan jika ada faham yang melenceng.

”Kami juga minta bantuan masyarakat untuk saling mengawasi. Jika menemukan yang mencurigakan silahkan lapor ke Bakesbangpol ataupun ke Kodim,” tandasnya

Sebelumnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) mendata warga yang sempat bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Jepara. Data tersebut ada sekitar 12 orang, dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing. Namun, kali ini jumlah tersebut bertambah enam orang, sehingga menjadi 18 orang.



SUMBER: KORAN JEPARA (1-03-2016)

Inilah Alasan Dandim 0719/Jepara Dekati Wartawan

Komandan Kodim 0719/Jepara, Ahmad Basuki. (KORAN MURIA/WAHYU KZ)

Koran Muria, Jepara – Komandan Kodim 0719/Jepara, Ahmad Basuki memang masih baru di Jepara. Namun, ia seakan tak mau terlalu lama menikmati pergantiannya di tempat yang baru. Faktanya, ia mulai mengakrabkan diri dengan awak media yang bertugas di Kota Ukir.

Hal ini untuk menjalin komunikasi yang baik dalam rangka menjaga keamanan dan kondusifitas wilayah di Jepara.

”Kedekatan hubungan dengan media sangat dibutuhkan. Hal ingin kaitannya juga bagian dari upaya mendekatkan diri dengan masyarakat,” kata Dandim saat konferensi pers di Jepara, Selasa (1/3/2016).

Dia mencontohkan, saat ini cuaca di Jepara kurang bersahabat dan banyak memakan korban. Pada kondisi ini dibutuhkan sinergitas untuk saling memberi informasi.

”Kami juga memiliki informasi di tempat yang berbeda. Karena itu, kita harus saling melengkapi. Selain itu, kami juga memiliki anggota yang siap setiap saat membantu untuk mengatasi bencana,” ujarnya.

Untuk jumlahnya, lanjut Dandim, ada satu peleton pasukan yang siap dalam kondisi darurat. Bahkan peralatan siaga bencana juga sudah disiapkan untuk membantu korban. “Namanya, tim reaksi cepat siaga bencana. Mereka adalah personel gabungan dengan sejumlah pihak. Kalau ada bencana langsung siap membantu,” tambahnya.



SUMBER: KORAN JEPARA (1-03-2016)

Selasa, 01 Maret 2016

Satu Peleton Kodim 0719 Jepara Siap Diterjunkan ke Lokasi Bencana

Komandan Kodim 0719 Jepara, Ahmad Basuki. Foto: MTVN/ Rhobi Shani.

Komandan Kodim 0719 Jepara, Ahmad Basuki. Foto: MTVN/ Rhobi Shani.

Metrotvnews.com, Jepara: Kodim 0719 Jepara, Jawa Tengah menyiagakan satu peleton anggotanya untuk membantu masyarakat dalam menangani bencana banjir akibat cuaca buruk. Selain banjir, anggota TNI ini juga disiagakan untuk membantu masyarakat dalam bencana apapun.

Komandan Kodim 0719 Jepara, Ahmad Basuki, mengatakan, puluhan anggotanya akan disebar di berbagai wilayah yang terdampak bencana.

"Seperti untuk menangani bencana. Saat ini kami memiliki petugas untuk siap membantu untuk mengatasi bencana," kata Basuki kepada wartawan di Jepara, Jawa Tengah, Senin (1/3/2016).

Selain menyiapkan satu peleton anggota khusus yang menangani bencana, Basuki mengatakan jika Kodim juga menyiapkan peralatan penanganan bencana. Alat tersebut berupa perahu karet, tenda serta beberapa alat untuk membersihkan rumah.

"Tim reaksi cepat siaga bencana ini akan langsung siap membatu masyarakat kalau ada bencana," tandas Basuki.




SUMBER : METROTVNEWS.COM (1-03-2016)

Jasad Sri Murti Terseret Arus 9 Kilometer

Ditemukan setelah 18 Jam


PENCARIAN KORBAN: Tim SAR gabungan melakukan pencarian di sungai pecangaan masuk Desa Karang Randu kecamatan setempat, Jumat (26/2).



JEPARA – Jasad Sri Murti Dian Anggraini (50), warga Pecangaan Kulon RT 5 RW2, Kecamatan Pecangaan akhirnya ditemukan setelah 18 jam dilaporkan tenggelam. Jasad korban ditemukan sejauh 9 kilometer di muara Sungai Pecangaan di Desa Karangaji Kecamatan Kedung, Jumat (26/2) sekitar pukul 14.30.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, nasib nahas yang menimpa Sri Murti Dian Anggraini (50) itu diawali saat dirinya terpeleset dan jatuh ke dalam parit di depan Kantor Pegadaian Pecangaan pada Kamis (25/2) sekitar pukul 21.00. Dia melintasi parit itu bersama anaknya, William Roni Kristian, usai menghadiri kegiatan keagamaan di salah satu rumah kerabatnya.

Mereka berjalan beriringan dengan posisi Sri berada di trotoar dan anaknya berjalan di jalan bawah trotoar. Saat berjalan di trotoar, tiba-tiba ia terpeleset dan jatuh ke parit tepat di sebelah trotoar yang memiliki lebar satu meter dan berkedalaman dua meter tersebut.

Tidak Menyadari
Diduga ia tidak menyadari telah berada di pinggir trotoar yang berbatasan dengan parit karena permukaan trotoar dan parit tertutup air setelah hujan deras turun pada Kamis malam itu. Kordinator Basarnas Kantor SAR Jepara, Agung Hari Prabowo menerangkan, korban sempat akan ditolong oleh Torikhul Hadi, seorang penjaja makanan di sekitar lokasi kejadian. Namun karena arus parit deras, Sri tak mampu ditolong dan hanyut ke arah Sungai Pecangaan yang berjarak lebih dari 100 meter dari lokasi jatuhnya Sri.

Malam itu juga, sukarelawan gabungan dari SAR Jepara, Basarnas Kantor SAR Jepara, PMI dan dibantu oleh anggota TNI dari Kodim 0719 Jepara melakukan penyisiran. Pencarian diawali dengan menyusuri sepanjang parit hingga Jembatan Pecangaan yang menjadi ujung dari parit tersebut. ‘’Tapi pencarian malam itu tak membuahkan hasil,’’ tegas Agung. (adp-64)



SUMBER : SUARA MERDEKA PADA SUARA MURIA (27-02-2016)