Kamis, 17 Maret 2016

Habib Luthfi : Jangan Malukan Leluhur

JEPARA – Habib Luthfi bin Ali bin Yahya menjadi inspektur upacara Apel Kebangsaan di Alun-alun Jepara, Kamis (17/3).

Dia minta generasi penerus tidak memalukan leluhur yang memperjuangkan kemerdekaan dan meneguhkan NKRI. ”Berkibarnya merah putih itu berdarah. Sebab kemerdekaan yang diraih bukan merupakan hadiah. Tapi perjuangan yang berdarah-darah.

Berbahagialah leluhur jika generasi muda bangsa tak memalukan,” tegas Rois ëAm Jamíiyah Ahlu Thariqah al Muítabarah an Nahdiyah itu. Menurut Habib Luthfi, kewajiban bagi generasi penerus adalah menjaga merah putih yang sudah melekat pada darah bangsa dan telah tersinari dengan iman masing-masing.

Juga agar meningkatkan nasionalisme dan rasa memiliki (andarbeni), sehingga saat melihat kibaran merah putih mampu memahami hakikatnya. ”Sang Saka Merah Putih yang baru saja kita saksikan bersama memang hanya terlihat warna merah dan putih, tidak besuara dan berhuruf, tapi di dalamnya ada kandungan jati diri bangsa, harga diri bangsa, kehormatan bangsa,” katanya.

Tabur Bunga

”Itulah mengapa selalu ada Kirab Merah Putih. Selalu agar kita ingat bahwa perjalanan berkibarnya merah putih berdarah. Sekali lagi, jangan sampai bangsa atau umat ini menjadi bangsa yang memalukan para leluhurnya.

Semoga tuhan YME bersama kami selalu melindungi bangsa kami dari segala bentuk rongrongan yang bisa menggoyahkan NKRI,” tambah dia di depan peserta apel yang terdiri dari ratusan santri, pelajar, pasukan TNI-Polri, pejabat Pemkab, Forkopinda, serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi didampingi Danrem 073 Makutarama Kolonel Kav Pratama Santosa.

Sebelum pelaksanaan apel, kirab Merah Putih dilakukan dengan menabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jepara, dilanjutkan dengan longmarch dengan menyusuri Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, MH Thamrin, Ki Mangun Sarkoro, RAKartini dan berakhir di Alun-alun Jepara. Mayjen Jaswandi menambahkan, secara umum nasionalisme saat ini masih terpelihara dengan baik.

”Bangsa kita masih solid dan kuat. Adapun acara ini (Kirab Merah Putih-red) memiliki nilai strategis dan jangka panjang,” kata dia. Dia mengakui, di Jawa Tengah dan DIY, saat ini memang masih ada gerakan dan faham radikal yang berkembang. Tapi masih kecil dan terbatas.

Sehingga menjadi tugas bersama agar tidak memberi ruang sedikitpun faham tersebut untuk kian berkembang. ”Selama unsur TNI-Polri, pemerintah daerah dan pusat serta masyarakat memiliki kesepahaman dalam mengantisipasi gerakan yang merongrong NKRI, maka kondisi akan tetap kondusif,” imbuh dia. (adp-48)


SUMBER : SUARA MERDEKA PADA FOKUS JATENG (18-03-16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar