Minggu, 07 Agustus 2016

Swasembada Pangan Bisa Terwujud dalam Tiga Tahun

WELAHAN – Pemerintah memprogramkan, swasembada pangan harus tercapai dalam tiga tahun. Sekarang ini program sudah memasuki tahun kedua dan Jepara bisa surplus 20 ribu ton per tahun. ‘’Di tingkat nasional sudah hampir memenuhi target. Setelah target tercapai, tidak perlu impor lagi,’’ kata Brigjen TNI Sudarto, kemarin.

Ketua Tim Serapan Gabah Pusat Teritorial Angkatan Darat tersebut mengatakan hal itu ketika menghadiri panen raya padi di Desa Ujungpadan, Kecamatan Welahan, Jepara. Dia hadir bersama anggota, Kol Arm Imer. Sebelum ke areal panen, keduanya transit di Koramil Welahan. Selesai menghadiri panen raya, mereka mengunjungi Kelenteng Welahan.

Panen raya itu juga dihadiri Danrem 073/Makutarama Kol Inf Joseph R Giri bersama istri, Wakil Bupati Subroto, Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Ahmad Basuki, dan sejumlah pejabat. Sudarto meminta masyarakat ikut mendorong generasi muda menerjuni sektor pertanian, dan menganggapnya sebagai pekerjaan mulia. Hal itu agar Indonesia tidak terus mengimpor pangan.

‘’Bangsa ini seharusnya prihatin karena negara masih mengimpor jagung dan beras dari Vietnam, negara yang dulu dibantu kemerdekaannya.’’ Danrem 073/Mkt Kol Inf Joseph R Giri mengatakan, panen raya di Ujung Pandan dengan luasan 1,5 ha merupakan wujud kegiatan kemanunggalan TNI dengan rakyat. Informasi dari gapoktan, luas areal padi di Ujungpandan 420 ha. ëíIni adalah panen awal. Kami berharap dukungan pemerintah agar petani makin produktif.’’

Intensifikasi

Wakil Bupati Subroto menambahkan, produksi beras Jepara per tahun 466 ton, surplus 20 ribu ton, dari total areal 27 ribu ha. ëíRata-rata petani bisa panen satu kali untuk sawah tadah hujan, dan dua kali untuk sawah beririgasi teknis.’’

Dikatakan, produksi harus ditingkatkan melalui intensifikasi, sehingga petani bisa panen dua setengah kali dalam setahun atau dua tahun panen lima kali. Setelah produksi naik, ia berharap petani makin terlindungi penghasilannya, dan tidak menjadi korban permainan harga.

Untuk menuju kondisi itu, pemkab menggandeng Bulog dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM. ‘’Bila petani terlindungi oleh asuransi pertanian, kami yakin kondisi itu akan mempertcepat ketercapaian swasembada pangan.’’

Dalam sesi dialog, Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Ahmad Basuki menjawab pertanyaan dari kelompok tani tentang perbaikan pengairan dan aturan peminjaman peralatan pertanian bantuan Kementerian Pertanian, termasuk mesin panen padi. Petani berharap Bulog membeli beras premium sehingga petani tidak menjualnya ke tengkulak. (kar- 10)
 
 
SUMBER : SUARA MERDEKA CETAK (05-08-2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar