Kamis, 21 Juli 2016

Besok, Menteri Pertanian Panen Padi di Jepara

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, Kamis (14/7) besok, dijadwalkan melakukan panen padi di Jepara. Lokasi panen berada di Desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan. Selain itu, mentan juga akan mengunjungi desa mandiri benih dan pertanian modern di Desa Kendengsidialit Kecamatan Welahan. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Jepara, Subroto.

“Bapak Menteri Pertanian RI juga akan mengunjungi resi gudang,” kata Subroto usai memimpin rapat persiapan penerimaan kunjungan kerja Mentan RI di kantor Petinggi Desa Batukali, kemarin. Rapat ini dihadiri Komandan Kodim 0719 Jepara Letnan Kolonel Infanteri Ahmad Basuki, Kepala DBMP ESDM Kabupaten Jepara Budiarto, Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Jepara Wasiyanto, hingga Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro.

Dalam agenda yang diterima Pemkab Jepara hingga Rabu siang (13/7), kedatangan mentan ke Jepara setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang. Agenda pertama di Jepara adalah meninjau Kawasan Desa Mandiri Benih dan Pertanian Modern di Desa Kendengsidialit. Selanjutnya melakukan panen padi di Batukali, dilanjutkan pembinaan untuk bupati dan jajaran pertanian di Jepara. Tenda pertemuan dipersiapkan di lokasi sawah Desa Batukali. Di tempat itu, Mentan Andi Amran Sulaiman juga diagendakan memberi bantuan untuk 10 gabungan kelompok tani di Jepara. Baru kemudian menijau resi gudang di Desa Rengging Kecamatan Pecangaan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jepara Wasiyanto mengatakan, pada kegiatan panen padi di Batukali, Pemkab Jepara akan melaporkan kondisi pertanian padi setempat dengan luas lahan sawah 320 hektare. Di Lokasi itu, varietas padi Ciherang yang dibudidayakan, produksinya rata-rata 6,5 ton per hektar Gabah Kering Giling (GKG). Karena kondisi pengairan sebagain besar tadah hujan, maka pola tanam yang diterapkan adalah padi – padi – bero (60%), dan padi – padi – jagung (40%).

Untuk pengendalian serangan hama tikus, petani memanfaatkan predator burung hantu dengan membuat rumah brurung hantu sebanyak 23 unit.

Sedangkan kegiatan pengembangan pertanian modern di Desa Kendengsidialit, berada pada lahan sawah 100 hektare dengan produktivitas rata-rata 6 ton per hektar Gabah Kering Giling (GKG). Menteri pertanian mendukung kegiatan tersebut dengan sejumlah bantuan mulai alat dan mesin pertanian hingga kegiatan Seribu Desa Mandiri Benih (SDMB). (Sulismanto)


SUMBER : JEPARAKAB.GO.ID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar