Kamis, 19 Mei 2016

Serapan Gabah ke Bulog Rendah


JEPARA – Serapan gabah kering dari petani ke Bulog belum memenuhi target. Petani yang masih lebih suka menjual gabahnya ke tengkulak disinyalir menjadi salah satu penyebabnya.

Hal itu disampaikan Komandan Kodim 0719 Jepara, Letkol Inf Ahmad Basuki, Rabu (18/5). Bulog Jepara hingga panen pada musim tanam kedua (MT-II) ditargetkan mampu menyerap gabah kering petani sebanyak 26.000 ton.

Hingga usai panen untuk musim tanam pertama (MT-I) dan memulai musim tanam kedua (MT-II), gabah kering petani baru terserap 8.000 ton. ”Jumlah itu sangat rendah.

Jika nanti panen MT-II juga hanya bisa menyerap dengan jumlah yang sama (8 ribu ton ñred), maka total 16 ribu ton, masih kurang 10 ton,” terang Basuki. Ia mengakui memang mendapatkan sejumlah kendala untuk bisa mencapai target tersebut.

Selain karena hasil panen yang tidak maksimal akibat serangan hama, juga karena serbuan tengkulak dari luar daerah. Mayoritas petani memang lebih memilih menjual gabah ke tengkulak karena harga beli yang lebih tinggi dibandingkan harga yang ditawarkan Bulog. ”Selisihnya Rp 200 per kilogram.

Meski tak terlalu besar, tapi bagi petani itu lumayan untuk menutup biaya produksi,” papar Basuki. Untuk mendekati target tersebut, ia menginstruksikan ke seluruh anggota untuk melakukan pendekatan pada petani agar mau menjual gabahnya ke Bulog.

Sebab selain memang diinstruksikan untuk melakukan pendampingan petani, mulai dari penanaman sampai panen, juga memiliki program khusus yakni Sergap (serapan gabah petani).

Kenaikan Harga

Disinggung mengenai kemungkinan penaikan harga dari Bulog di atas harga penetapan pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 3.750, menurut Basuki itu tidak mungkin. Pasalnya, petani sudah mendapatkan sejumlah bantuan pertanian. Pekan lalu, pihaknya mendapat hibah eskavator.

Nantinya, alat tersebut diperuntukan petani untuk perluasan lahan atau penataan saluran irigasi. ”Alat bantuan itu untuk petani, silakan petani pinjam, gratis. Sementara alat-alat pertanian lainnya sudah kami bagikan ke petani,” pungkas Basuki sembari menunjukan bantuan eskavator untuk petani.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Jepara meragukan tahun ini mencapai target produksi beras. Pasalnya, panen tahun ini mundur serta produktivitas tanaman padi yang masih rendah.

Tahun ini, produksi padi ditargetkan mencapai 270.134 ton gabah kering dari 32 ribu hektare lebih luas total sawah di Jepara. Target itu dipenuhi jika tiap hektare lahan mampu berproduksi sebanyak 8 ton. Tapi pada MT-I, rata-rata satu hektare lahan pertanian hanya 6,1 ton. (adp-24)
 
 
SUMBER : SUARAMERDEKACETAK (19-05-2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar